Senin, 07 September 2015

Balekambang Bukan Tempat Angker

Berhubung sudah memasuki bulan September nich Guys kali ini kita rehat sejenak dulu post untuk Monster Hunter. Dan Dimas akan Berbagi pengalaman tentang Tempat tempat yang Dimas pernah kunjungi.

TAMAN BALEKAMBANG / BALKEMB








Taman Balekambang di Kota Solo, Jawa Tengah, sejak dulu jadi magnet wisatawan. Siapa sangka taman ini punya sejarah yang cukup suram. Tapi usai direnovasi, taman ini jadi salah satu tempat menghabiskan hari libur.

Rasanya bagi penduduk Surakarta, taman ini tidak asing lagi. Tapi tahukah Anda bahwa taman yang kini terlihat hijau, asri dan menawan sempat menjadi area yang suram dan sangat mengerikan

Sebelum dilakukan revitalisasi, taman bekas peninggalan raja ini sempat kehilangan perannya sebagai daerah resapan air dan juga penyeimbang udara kota. Balekambang pernah menjadi area dengan catatan sejarah yang kelam.


Merosotnya fungsi taman ini bermula ketika Kanjeng Gusti Adipati Mangkunegoro VIII, mengganti status pemanfaatan Taman Balekambang. Perubahan status pemanfaatan pada tahun 1970-an ini dilakukan dari sebatas keluarga dan kerabat dekat, menjadi pemanfaatan oleh publik. 

Status kepemilikannya pun dialihkan dari kepemilikan kerajaan menjadi milik pemerintah daerah. Atas kebijakan inilah, banyak orang kemudian berbondong-bondong memanfaatkan kawasan tersebut sebagai tempat berkumpul dan juga berwisata. 

Area ini juga menjadi daya tarik bagi para pelaku seni tradisional seperti ketoprak dan srimulat untuk menunjukkan kebolehannya. Alhasil, Taman Balekambang mulai terkenal sebagai pusat perhelatan seni dan budaya di Surakarta.

Namun lambat laun, kondisi ini berlangsung seperti tidak ada pengawasan. Banyak orang yang kemudian melakukan okupansi secara ilegal. Satu per satu para pelaku seni dan penduduk sekitar membangun rumah-rumah non permanen untuk mereka singgahi. 

Banyak dari mereka membuka usaha pijat “plus-plus” untuk melayani para pengunjung taman. Diskotik dengan aroma prostitusi pun mulai merebak di kawasan ini. Banyak aset kerajaan dirusak oleh para pengunjung dan penduduk sekitar. Taman Balekambang pun berubah menjadi daerah yang kumuh, rawan dan juga mengerikan.


Kesadaran untuk mengembalikan peran penting Taman Balekambang hadir di era kepemimpinan Jokowi. Melalui program revitalisasi Taman Balekambang, ia menargetkan suatu perubahan yang dramatis dalam kurun dua tahun sejak 2007.

Program revitalisasi ini akan mengembalikan peran Balekambang sebagai taman kota, daerah resapan air dan pusat kebudayaan Surakarta. Revitalisasi menggunakan prinsip ketertataan, kenyamanan dan keberlanjutan. Konsep eduwisata menjadi tema besar dalam pengembangannya.

Revitalisasi yang selesai pada tahun 2009 cukup menunjukkan keberhasilan. Saat ini, Taman Balekambang telah menjadi kawasan wisata terpadu di mana berdiri area outbond, taman reptil, kumpulan tanaman langka, area penangkaran hewan, kawasan konservasi sejarah, serta panggung pertunjukkan seni dan budaya. 

Para pengunjung yang hendak menikmati pesona taman ini tidak dikenakan biaya. Taman Balekambang telah menjadi ikon ruang terbuka yang benar-benar bisa diakses oleh siapapun sesuai dengan prinsip kemanfaatan publik. Maka dari itu, bila Anda memiliki rencana wisata yang tidak merogoh kocek terlalu dalam, Taman Balekambang bisa menjadi alternatif rekreasi Anda.


Balekambang Bukan Tempat Angker
Hari Kamis (7 Mei 2015), acara Masih Dunia Lain (MDL) yang disiarkan salah satu TV swasta memilih lokasi uji nyali secara live di Taman Balekambang Solo menuai protes sejumlah warga dan seniman. Bagi mereka stigma gedung pertunjukan bisa jatuh karena isu arwah penasaran tersebut. Padahal secara rutin gedung tersebut digunakan sebagai tempat pementasan wayang orang/ketoprak. Selain itu pemerintah Kota Solo sedang giat-giatnya melakukan promosi mengajak warga menyaksikan pertunjukan wayang orang/ ketoprak di tempat yang sama.
MDL yang mengambil tema Arwah Sinden Penasaran berlangsung di Gedung Pertunjukan

Taman Balekambang, Solo. Dari kabar yang dihembuskan, pernah ada pesinden meninggal dan sampai sekarang arwahnya penasaran.Acara yang penuh dengan nuansa mistis ini, bukan yang pertamakali mengambil lokasi shooting di Kota Solo. Bulan Juni 2014 yang lalu, MDL menggunakan lokasi alun-alun Kidul Solo dekat penyimpanan kereta keraton Solo.


Entah acara MDL itu benar-benar mistis atau tidak, peserta yang ikut uji nyali di lokasi benar-benar bisa merasakan kehadiran makhuk lain di sekitar lokasi shooting atau tidak, yang jelas penonton televisi seperti melihat kehadiran ‘penghuni lain’ seperti yang terlihat saat gamelan gong bergerak sendiri . Peserta juga ‘sepertinya’ kesurupan. Selain itu juga ada beberapa panah (penanda) dari layar televisi yang memberikan penjelasan ada sesuatu yang aneh terjadi.

Tetapi anehnya, beragam tanggapan dari beberapa warga yang merasakan ada keanehan dan kejanggalan. Mereka yang relative orang-orang yang sering berinterkasi dan tahu persis kondisi di Taman Balekambang heran kalau ada hal-hal yang dianggap ‘mistis’ di lokasi shooting tersebut.

Beragam tanggapan seperti, yang tertulis dalam status penguna FB : "Masih Dunia Lain" di Taman Balekambang itu memang gerrrr..... kok bisa-bisanya ada pernyataan "pernah ada sinden bunuh diri di sini  mbok tanya dulu sama komunitas ketoprak Balekambang yang dulu bertahun-tahun tinggal di Taman Balekambang: ada tidak sinden bunuh diri di sana ? Lagian itu gedung ketopraknya kan baru, dibangun pada masa Wali Kota Joko Widodo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar