Senin, 13 Juni 2016

Foto Box 1

Puasa ramadhan kali ini sudah mendapat seminggu, dan alhamdulilah aku masih lancar puasanya. Dan bertepatan dengan tanggal anniversary ku dengan pacarku yaitu 12 Juni 2016. Usia hubunganku kali ini 34 bulan dah hampir mau 3 tahun. Aku dan Martanti merayakannya di mall Solo Square. Nyoba - nyoba kuliner disana ternyata recomended juga, tempatnya asyik suasana juga damai romantis daach untuk berpacaran.

Sehabis makan - makan kami tak lupa mengabadikan momen anniversary ini dengan Foto box, entah kenapa aku dan Martanti senang sekali memakai foto box. Walau membayar, kami tetep tidak memasalahkan itu semua. Silakan simak foto - fotoku dengan Martanti.









Berikut preview dan alamat tentang Solo Square
Solo Square terletak di Jl. Brigjend. Slamet Riyadi 451 – 455 Solo, terdiri atas 5 lantai dan menjadi salah satu mall di Solo yang cukup besar dan lengkap. Tak mau ketinggalan dengan mal-mal baru di kota Solo, Solo Square bersolek dengan penambahan lantai atas untuk Cinema XXI pada tahun 2012 dan Ace Hardware pada tahun 2013. Kini.

Beberapa anchor tenant-nya adalah Hypermart, Matahari Department Store, dan Cinema XXI dan  ratusan tenant lainnya mulai dari Fashion, Apparels, Acessories, Game, Resto, Bakery dan tak ketinggalan tenant KFC, J.CO Donuts & Coffee, BreadTalk, A&W Restaurants, Pizza Hut, Mie Horizon, D’ Cost Seafood, Hoka Hoka Bento, Bengawan Solo Restaurant, Mie Pasar Baru, Toko Buku Gramedia, Ace Hardware, Electronic Solution, Home Solution, Planet Surf, Inul Vizta, Fun World, Optik Melawai, Vinolia, Excelso, Polo, dan ratusan tenant lainnya.

Foto Box 2

Sekarang udah memasuki bulan ramadhan, di bulan yang indah ini menyimpan banyak kenangan 2 tahun silam. Dimana ada temen yang dulu pernah sekantor, dan jarang sekali kita berbicara, tiba - tiba muncul di beranda facebook,ku. Dibulan ramadhan juga aku semakin dekat dengannya hingga sampai kita jadian, Hubungan kita sudah berjalan 2 tahun ini, Martanti namanya gadis yang baik hati dan anggun peraawakannya. Membuatku jatuh dan mencinta.

Martanti pandai juga mengambil hati setiap keluargaku, terutama adikku yang paling kecil Art Dina Saraswati // a.k.a. Natasha, dia juga seneng sekali dengan anak perempuan. Hingga aaat hari minggu dia mengajak adikku untuk jalan - jalan di mall. Mengambil tempat di Solo Paragon mall yang cukup ternama dikota Solo ku ini. Martanti pun  mengajaknya berfoto ria diwahana Photo box, biayanya pun sekitar Rp. 25.000 untuk 9x pemotretan.













Ini preview singkat tentang Solo Grand Mall
Alamat : Solo Paragon Mall, Jl. Yosodipuro No 133, Keprabon, Banjar SarI, Jawa Tengah, Indonesia
Telp : +62 271 7890200
Buka setiap hari pukul 10.00 - 22.00.

Solo Paragon Lifestyle Mall merupakan salah satu mall di Solo yang menawarkan konsep “shopping, dining, and entertainment“ Dalam satu kawasan Superblok Solo Paragon yang menempati area seluas 4,1 hektare di jantung kota Solo. Solo Paragon Lifestyle Mall memiliki 5 lantai dengan parkir dan diisi dengan berbagai gerai seperti Carrefour, Centro Departement Store dan jaringan Cineplex Bioskop 21 yaitu Cinema XXI dan The Premiere XXI. Jika ingin menikmati belanja sambil berwisata disini langsung saja menuju ke Jalan Yosodipuro No.133, Solo, buka mulai pukul 10.00 – 22.00 WIB. Info lengkap dapat menghubungi nomor (0271) 727306. Sekian posting dari Dimas tentang referensi Mall dikota tercintaku ini sampai ketemu di post selanjutnya.


Jumat, 10 Juni 2016

Martanti

Dia, adalah gadis yang baik, peduli sesama teman, parasnya lumayan cantik, aku mengenalnya sudah lama saat satu pekerjaan dengannya. Tapi pada saat itu dia masih memiliki pacar, sempat mengira dia adalah cewek playgirls, karena seringnya berganti pacar. Akhirnya aku pacaran dengan salah satu temen sekantor, ternyata dia cemburu, hingga akhirnya setahun aku menjalin cinta dengan wanita yang salah. Lalu saat bulan Ramadhan dia muncul di setiap akun facebokku, dengan akun Tantii Crispy, dia terus aktif di Fb, ku sempat menanyakan pula kandasnya hub aku dengan wanita itu. Entah kenapa aku merasa nyaman sama dia, tapi aku masih takut kalau aku mengganggu hubungannya dengan pacarnya. Kutelusuri Facebooknya kulihat pacarnya lumayan gagah juga. Lantas aku tak berani lebih intens chat dengannya, hanya dia yang terus memeberikan pesan di beranda Fb,ku. Aku mengambil salah satu foto Dia. Kukatakan padanya kalau aku mengambil fotonya, istilah kata meminta izin, Dia pun kaget kegirangan,



Kini dia menjadi pacarku, ternyata hubungannya dengan pacar sudah kandas,aku banyak mengenal dia, Dia menceritakan semua kisah masa lalunya dan aku tak mempedulikannya. Sekarang kau telah menjadi milikku, aku akan membuat Dia bahagia dengan caraku sendiri. Martanti nama yang indah, aku berkeinginan akan menjadi imam sampai nanti aku tak menghembuskan nafas lagi, tetaplah bersinar dihatiku sayang.
"Dimas"

Kamis, 09 Juni 2016

BLOOD ORCHID


Pertama kalinya aku bermain di studio musik, dan memegang alat, walau dulu hanya menemani kakak - kakak seniorku bermain band pada jaman itu musik yang dimainkan adalah Rock dan mulai mencoba ke scene luar negeri dengan menggarap musik dari Guns ‘ n Roses, Bon Jovi maupun Scorpion. Aku yang masih sangat muda belum paham tentang memainkan alat musik, tapi kecintaanku akan musik menuntunku untuk membuat group sendiri, tepatnya ditahun 2011 aku membentuk group yang beranggotakan 4 orang.

dengan formasi Dimas : Vocal Guitar, Yanuar : Bass, Hendro : Guitar 1 dan Yoga : Drummer. Keempat pemuda inilah yang membentuk tiang pondasi di group ini,  setelah malang melintangdi berbagai studio kami berempat berencana mengikuti parade band karena hadiahnya menarik. Yanuar yang mendaftarkan band kami, mula - mula kita terbentur di nama band, kontan kita harus segera membuat nama band terpilihlah nama “BLOOD ORCHID” ide itu muncul atas gagasan saya (Dimas) terinspirasi dari sebuah film luar negeri yaitu Anaconda, karena ada dialog yang mengatakan Hunt of Blood Orchid. Entah kenapa nama itu terdengar keren untuk Band kami ini, pukul 10 malam nama Band kami resmi “BLOOD ORCHID” Setelah resmi pemilihan nama, maka pihak panitia penyelenggara segera memasukan kuota untuk Band kami.


Hari H pun telah tiba kami mendapat no urut 23 jadi masih banyak waktu untuk menyingkronkan alat dan mengkondisikan tubuh kami berempat, lekas selesai adzan dzuhur giliran  kita untuk kebolehan diantara para juri. Masing - masing peserta diberi jatah 3 lagu, sedang lagu yang kami mainkan adalah “Heart’ s Burst Into Fire - Cover dari Bullet For My Valentine” , Throes Of Perdition - Cover dari Trivium”, dan yang ketiga lagu ciptaan kami sendiri “Beauty With Blood Maggots” para juri terkesan dengan penampilan kami, terlihat dari beberapa yang menganggukan kepalanya alias Headbang ringan.

Band kami memainkan musik Metalcore lebih condong ke TRIVIUM dan BULLET FOR MY VALENTINE, pernah ada yang memberi saran kalau rekrut saja seorang lagi untuk mengisi posisi Lead Guitar, tapi itu semua saya tepis. Dari awal kita membentuk memang sudah seperti ini, kami menginginkan formasi layaknya Trivium dengan frontman Guitar Voc. Setelah event selesai penilaian akan diberitahukan sehari setelahnya. Penilaian kali ini kami mendapatkan juara kedua, alhamdulillah termasuk hadiah yang fantastis mengingat band ini masih junior.

Dari sinilah karir kita terus berangsur naik. Mulai dari diundang di event sekolah sampai perhelatan diluar kota. Paling jauh adalah saat diundang di Bogor dalam acara ”BOGOR DEATH FEST#2” pada tahun 2013 BLOOD ORCHID menjadi pembuka di event Akbar Jogja Brebeg. pada tahun 2014 adalah masa jaya Blood Orchid, hingga akhirnya ditahun 2015 teman - teman mulai meniti karir masing - masing lantas membikin Band hebat ini menjadi istirahat Yoga sekarang Di Kalimantan sedangkan Yanuar kini berada di Bali, Demikianlah kisah hebat Band kampung yang sempat hits di era tahun 2000 an sekian curhatan saya ( Dimas).


Benteng Vastenburg Solo

Sebenarnya ini foto lama saat aku berpacaran dengan Martanti, baru dapet sebulan pacaran mungkin, mengambil tempat disalah satu bangunan bersejarah dikota Solo tercinta ini, dan pada waktu malam hari. Kesan merinding pastilah ada, sebab bangunan ini milik Belanda, Benteng VASTENBURG, namanya. Kami berempat bersama sahabatnya Martanti sedang mengunjungi situs tersebut karena sedang ada event kuliner, kami memang pecinta kuliner, hobi banget deh memanjakan lidah.





































Kali ini Dimas akan membagikan sejarah tentang benteng Vastenburg yang agak horor ini simak ya kawan.

Benteng Vastenburg
adalah benteng peninggalan Belanda yang terletak di kawasan Gladak, Surakarta. Benteng ini dibangun tahun 1745 atas perintah Gubernur Jenderal Baron Van Imhoff. Sebagai bagian dari pengawasan Belanda terhadap penguasa Surakarta, khususnya terhadap keraton Surakarta, benteng ini dibangun, sekaligus sebagai pusat garnisun. Di seberangnya terletak kediaman gubernur Belanda (sekarang kantor Balaikota Surakarta) di kawasan Gladak.

Bentuk tembok benteng berupa bujur sangkar yang ujung-ujungnya terdapat penonjolan ruang yang disebut seleka (bastion). Di sekeliling tembok benteng terdapat parit yang berfungsi sebagai perlindungan dengan jembatan di pintu depan dan belakang. Bangunan terdiri dari beberapa barak yang terpisah dengan fungsi masing-masing dalam militer. Di tengahnya terdapat lahan terbuka untuk persiapan pasukan atau apel bendera.
Setelah kemerdekaan, benteng ini digunakan sebagai markas TNI untuk mempertahankan kemerdekaan. Pada masa 1970-1980-an bangunan ini digunakan sebagai tempat pelatihan keprajuritan dan pusat Brigade Infanteri 6/Trisakti Baladaya Kostrad untuk wilayah Karesidenan Surakarta dan sekitarnya.
Setelah lama tidak terpakai sejak 1980-an, benteng ini penuh semak belukar dan tak terawat.Sejak kepemimpinan Ir.H.Joko Widodo, perubahan dan restorasi mulai terlihat. Pada tahun 2014S, restorasi terhadap Benteng Vastenburg sangat terlihat dari cat yang mengelupas dicat ulang dengan warna putih.

Benteng Vastenburg di Kota Solo, Jawa Tengah, seharusnya menjadi bagian jati diri Kota Solo dengan melestarikannya. Banyak pelajaran historis di balik benteng peninggalan Belanda (1745) yang harusnya dapat menjadi pelajaran bagi generasi mendatang. Namun warisan ini diterlantarkan oleh Kota yang menjadi Tuan rumah World Heritage City (Konferensi Kota Budaya Internasional) beberapa waktu yang lalu.