Jumat, 22 Juli 2022

Taman Masdulkabi Kecamatan Baki - Sukoharjo

Dari pusat kota Solo, kini aku dan Martanti tinggal di Baki, sudah 2 tahun ini aku tinggal di Baki, terletak di sebelah selatan kota Solo, jarak tempuh sekira setengah jam kalau dari pusat kota Solo. Di Baki terdapat banyak spot untuk menyenang kan si buah hati yang terdekat ialah Masdulkabi. Yang berarti Masyarakat Peduli Kali Baki, berkonsep taman keluarga, terletak di pinggir sungai besar, banyak wahana bermain anak disini, ada juga beberapa kandang yang berisi hewan, hewan. Seperti Tupai, Ular dan Burung Merpati. Masdulkabi sendiri berdiri pada tanggal 10 Agustus 2017. Berawal dari warga Baki yang membersihkan sungai secara gotong royong.

Masdulkabi adalah kependekan dari Masyarakat Peduli Kali Baki. Seiring berjalannya waktu, Taman tersebut semakin di kenal oleh masyarakat luas dan tak jarang banyak warga sekitar yang berjualan di area tersebut sehingga bisa mengangkat perekonomian untuk lingkungan sekitar taman. Banyak juga pedagang dari luar yang menjajakan barang dagangannya seperti pedagang mainan, odong2, dan masih banyak lagi. Terletak di Desa Menuran Kecamatan Baki Sukoharjo, mulai sore jam 3 taman ini selalu terlihat ramai, disini juga banyak terdapat Gazebo, ada juga Kapal wisata menyusuri sungai, dengan tarif yang terjangkau pastinya. Tak jarang kalau akhir pekan dan cuaca sedang cerah aku selalu mengajak Tristan dan istri main ke Taman Masdulkabi ini, Tristan suka sekali kalau naik delman, muter - muter keliling desa, dengan biaya Rp 10.000 sudah bisa menyenangkan anak.





Bahkan kalau cuaca sedang cerah aku beserta Istri dan Tristan pasti ke taman Masdulkabi ini, soalnya Tristan seneng sekali naik odong - odong. Tristan juga sangat menyukai makanan street food disini, terutama Sostel (Sosis yang digulung pakai telur) & Bola - bola mie.

Kebanyakan yang berkunjung di Masdulkabi ini di dominasi orang tua dan anak balita, karena memang tempat ini ditujukan untuk ruang keluarga. Sembari melihat sang buah hati bernmain para ortu bisa bersantai - santi di Gazebo, ataupun tempat yang sudah disediakan.  Banyak penjual makanan juga disepanjang jalan Masdulkabi ini, yang jadi jajanan favoritku ialah Burger dan Batagornya, dengan uang Rp 5000 sudah dapet jajanan street food yang enak dan mengenyangkan.

Nah bagi anda yang tertarik bisa langsung mendatangi lokasinya yang memang mudah dijangkau. Sekian review dari Dimas tentang Taman Masdulkabi ini, Terima kasih.

Tingwe Solusi Harga Rokok Pabrikan Kian Meroket

Di era pandemi seperti ini membuat semua harga pokok termasuk rokok ikut naik, mahalnya harga rokok semakin membuatku kebingungan, lantaran pengeluaran yang semakin membengkak, jujur aku juga perokok namun belum parah seperti orang - orang diluar sana, sehari paling banyak hanya 3 -  4abatang saja, di warung banyak sih rokok yang terbilang murah namun untuk urusan rasa sangatlah jauh dari rokok yang biasanya aku beli dulu.Saat aku pulang kerja di dekat rumahku ternyata ada penjaul peralatan rokok, istilah kerennya tingwe atau bisa dibilang Ngelinthing dewe, dalam bahasa indonesia berarti melinting sendiri, yaah membuat rokok sendiri.
 
 Sabtu sore mampirlah aku ditoko tembakau itu, kubeli semua peralatan set siap kebul, mulai dari tembakau, Cengkeh, Papir / Kertas, Lem, dan yang paling penting alat untuk melinthing, kubeli yang tipe tiga berlian alat kecil untuk melinting rokok. total harga Rp.23.000, udah dapat tembakau setengah ons, kubeli yang rasa Dunhil hitam karena aku cocok dengan rokok Dunhil hitam, uang Rp 23.000 bisa jadi 60 batang rokok, hemat bukan...???, jadi setiap gajian aku selalu menyempatkan membeli tembakau dan yang lainnya, pengeluaran uang membeli rokok pun aman, rasa bisa diotak - atik sendiri sesuai keinginan,
 
Itulah alasan aku mengambil Tingwe karena harga rokok pabrikan yang mahal, serta asyiknya saat melinting rokok dan mengotak - atik rasa jadinya aku suka dengan tingwe. Untuk varian rasa aku mempelajarinya di google maupun youtube, lihat tutorial - tutorial dari para senior tingwe, dengan bahan yang simple sih menurutku, yang penting mudah di dapat. Setelah lumayan lama aku bermain tingwe, akupun membeli alat linting terbaru tipe slorok yang saat itu kubeli dengan harga Rp. 25000 jadi aku mempunyai 2 alat linting. Itu sih pengalamanku menghadapi harga rokok pabrikkan yang terus saja naik, tapi jiwa ingin tetep ngebul, Tingwe solusinya.