Senin, 21 November 2016

Download Film Kill Bill Vol 2

Lanjutan dari kisah volume 1. Menunjukkan kejeniusan Quentin Tarantino, Volume 2 semakin melengkapi kesempurnaan kisah Kill Bill secara keseluruhan. Bahkan kali ini plotnya lebih edan lagi. Sangat unik, tak biasa dan tidak mudah ditebak karena mungkin kita disuguhkan tontonan semacam ini pada dekade 1970-an. Pada volume 2, Tarantino membanting setir. Dari kisah sebelumnya yang sangat kental dengan budaya (kuno) jepang, kali ini sangat berbau western burrito seperti film Desperado. Jelas dapat dipastikan campur tangan “saudara” Tarantino, sutradara Robert Rodriguez, lebih besar dalam film ini. Sekedar catatan, bukan berarti akan ada baku tembak ala koboi maupun el mariachi di sini. Melainkan setting dan iringan score western dari komposer, Ennio Morricone. Setelah Sang Pengantin (Uma Thurman)—yang akhirnya diketahui bernama Beatrix Kiddo, menghabisi Oren-Ishii (Lucy Liu) dan Vernita Green (Vivica A. Fox) pada film pertama, berarti nama yang tersisa dalam daftar mati tersebut tinggal tiga. Adik Bill, Budd (Michael Madsen), Elle Driver (Daryl Hannah) dan Bill (David Carradine). Seperti yang sudah kita ketahui dari volume 1, bahwa ternyata sang anak masih hidup. Di sini bisa memancing pertanyaan dalam benak penonton. Setelah mengetahui fakta itu, apa Beatrix masih ingin membunuh Bill?

Seperti Reservoir Dogs, masih menceritakan flashback masa lalu dari kelima Deadly Assassin Viper—kecuali Vernita Green yang diceritakan dengan sangat singkat. Masa lalu Budd, Elle dan Bill serta Beatrix tentunya sangat membawa kita lebih dekat kepada dunia yang sudah diciptakan Tarantino. Dan untungnya bukan anime lagi. Yang pasti yang paling menarik adalah bagaimana Elle bisa kehilangan satu matanya.

Apa Anda masih ingat dengan tampang Gordon Liu yang menjelma sebagai si botak pemimpin Crazy 88 dalam volume 1? Ia memerankan tokoh paling legendaris, Pai Mei. Seorang ahli silat kuno yang telah menguasai jurus terhebat dalam sejarah dunia bela diri. Ini memang tokoh yang tak disangka-sangka kehadirannya. Berambut putih dan berjenggot panjang, tampilan tua menandakan rapuh adalah deskripsi yang salah besar.
Mengapa kehadirannya terasa begitu istimewa? Karena dalam empat puluh lima menit pertama, kita disuguhkan dialog-dialog kehidupan seorang tukang pukul di barat pedesaan. Dan tiba-tiba aura silat hadir kembali sejak munculnya tokoh tua bangka ini. Seperti film silat jaman jebot yang tiba-tiba memunculkan sosok misterius yang akan menjadi mentor bagi tokoh utamanya. Seperti yang dikutip dari review Saya terhadap volume 1, hal-hal mengenai logika dalam film ini mohon jangan dipersoalkan. Terutama alasan Beatrix bisa kabur dari hukuman kubur hidup-hidup.

Kematian Budd dan pertarungan antara Beatrix dan Elle merupakan salah satu adegan terfavorit. Michael Madsen yang lebih dikenal dengan Mr. Blonde memberikan kesan beda saat menjadi Budd dengan saat menjadi kriminil penyiksa polisi itu. Di trailer kecil tempat tinggal Budd yang dijadikan arena bertarung, memang tidak banyak gerakan yang bisa dimaksimalkan. Kecuali dengan satu jurus mematikan yang digunakan untuk membunuh musuh dalam jarak dekat. Dan itu sangat efektif. Kesan hiperbol menjadi sesuatu yang unik yang sangat jarang ditemukan sekarang. Bagaimana Elle menjelaskan kehebatan ular Black Mamba dan Bill menceritakan betapa saktinya Pai Mei.

Anda akan kecewa jika Anda penggemar film aksi. Karena Volume 2 lebih dibuat drama. Termasuk pada saat Beatrix dan Bill saling berhadapan, yang terjadi bukannya pertarungan berdarah, namun sangat dipenuhi dialog-dialog yang dalam termasuk di dalamnya pembicaraan superhero. Itu mengingat volume 1 sudah terlanjur dicap film aksi, sehingga penonton menginginkan lebih banyak aksi dan kekerasan. Seperti film-film silat jaman Sonny Chiba, duel terakhir merupakan ajang menunjukkan kebolehan jurus yang dianggap sangat mematikan. Itu konsep dasar yang digunakan Tarantino untuk mengakhiri daftar matinya. Tapi tidak ada salahnya kan duel hidup dan mati ayah-ibu yang disaksikan di depan mata anaknya sendiri?

Kalau dihitung, durasi gabungan Kill Bill ini mencapai sekitar tiga setengah jam. Jadi kalau saja menonton Kill Bill disertai overture dan exit music, Anda sama saja dengan menonton Gone With the Wind, Ben Hur ataupun Lawrence of Arabia. Pantas saja Miramax menolak keinginan Tarantino untuk merilis Kill Bill secara utuh. Tapi tidak bagi maniak Tarantino. Secara jujur saja, menonton Kill Bill secara utuh akan lebih bagus. Tarantino telah membuat salah satu saga terpanas abad ini. Pengalaman menonton yang tak terlupakan.

DOWNLOAD FILMNYA !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar