Pertemuan
awal mereka setelah terpisah bertahun-tahun dimulai ketika Sebastian mendapatkan
sebuah misi. Ia ditugaskan untuk mengamankan dermawan Rhonda George (Penélope Cruz) dari ancaman pembunuhan. Di tempat yang sama, Nobby tengah
menunggu kemunculan Sebastian. Tak sabar ingin bertemu, Nobby tiba-tiba memeluk
Sebastian yang tengah membidik sasaran. Apa yang terjadi kemudian?
Oh, sudah
tentu tembakan meleset. Naas, peluru mengenai seorang bocah penderita AIDS yang
menjadi duta perdamaian Israel dan Palestina. Darahnya yang terkontaminasi HIV,
lantas muncrat dan masuk ke dalam mulut Daniel Radcliffe—sungguh apes, bintang
Harry Potter itu ada di sana. “Kau berhasil mengenainya dalam waktu 3 detik.
Voldemort saja tidak bisa meski sampai 8 film, “kata Sebastian dengan nada
ironi pada Nobby.
Yang dibutuhkan oleh “The Brothers Grimsby” tinggal komedi konyol tidak berotak, hiperbolis, serta vulgar demi memancing tawa penonton. Saya katakan jika seluruh lelucon ‘tidak baru’ ala Baron Cohen masih tetap efektif. Saya tidak berhenti tertawa hampir di sepanjang film. Sayangnya hal itu tidak lantas pula membuat film ini berpredikat bagus. Butuh lebih dari sekedar guyonan gila.
“The
Brothers Grimsby” disutradarai oleh Louis Leterrier (“Clash of Titans” 2010
& “Now You See Me” 2013). Naskahnya oleh Baron Cohen dengan dibantu Phil
Johnston. Sejujurnya, saya tidak tertarik membicarakan unsur drama hingga aksi
dalam film ini. Perhatian saya hanya tertuju pada lelucon yang ditawarkan oleh
Baron Cohen. Vulgar memang benar. Juga, ia tidak luput menyelipkan krisis
global di dalamnya. Ia menjadikan sesuatu yang tabu menjadi lucu. Dan ia
mengajak kita untuk menertawakannya.
Server 1
Server 2
Server 1
Server 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar