Kamis, 19 November 2015

Malioboro

Pelesir kali ini bertempatan di Malioboro. Siapa sich yang gak tau Malioboro tempat destinasi favorit kala berkunjung ke Jogja gak wisatawan lokal maupun asing. Banyak keaneka ragaman masyarakat di sini mulai dari musisi jalanan hingga tukang parkir maupun tukang becak.

Yang mendominasi disini sebenarnya ialah para pedagang mulai dari pedagang pakaian sampai pedagang berlian pun ada hmmm bener bener komplit dah. Saya sampai disana pukul 10 pagi bersama 2 temanku  dan tak lupa saya foto – foto  dulu hehehehehe






Kali ini Martanti akan membeberkan sejarah Malioboro
Malioboro adalah rangkaian sejarah, kisah, dan kenangan yang saling berkelindan di tiap benak orang yang pernah menyambanginya. Pesona jalan ini tak pernah pudar oleh jaman. Eksotisme Malioboro terus berpendar hingga kini dan menginspirasi banyak orang, serta memaksa mereka untuk terus kembali ke Yogyakarta. Seperti kalimat awal yang ada dalam sajak Melodia karya Umbu Landu Paranggi "Cintalah yang membuat diriku betah sesekali bertahan", kenangan dan kecintaan banyak orang terhadap Malioboro lah yang membuat ruas jalan ini terus bertahan hingga kini.


Keterangan: Karnaval dan acara yang berlangsung di Kawasan Malioboro biasanya bersifat insidental dengan waktu pelaksanaan yang tidak menentu. Namun ada beberapa kegiatan yang rutin diselenggarakan setiap tahun seperti Festival Kesenian Yogyakarta pada bulan Juni hingga Juli, serta Pekan Kebudayaan Tionghoa yang dilaksanakan berdekatan dengan perayaan tahun baru China (Imlek).

Selain menjadi pusat perdagangan, jalan yang merupakan bagian dari sumbu imajiner yang menghubungkan Pantai Parangtritis, Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Gunung Merapi ini pernah menjadi sarang serta panggung pertunjukan para seniman Malioboro pimpinan Umbu Landu Paranggi. Dari mereka pulalah budaya duduk lesehan di trotoar dipopulerkan yang akhirnya mengakar dan sangat identik dengan Malioboro. Menikmati makan malam yang romantis di warung lesehan sembari mendengarkan pengamen jalanan mendendangkan lagu "Yogyakarta" milik Kla Project akan menjadi pengalaman yang sangat membekas di hati.

Malioboro terus bercerita dengan kisahnya, dari pagi sampai menjelang tengah malam terus berdegup mengiringi aktifitas yang silih berganti. Tengah malam sepanjang jalan Malioboro mengalun lebih pelan dan tenang. Warung lesehan merubah suasana dengan deru musisi jalanan dengan lagu-lagu nostalgia. Berbagai jenis menu makanan ditawarkan para pedagang kepada pengunjung yang menikmati suasana malam kawasan Malioboro.  Perjalanan terus berlanjut sampai  dikawasan nol kilometer kota Yogyakarta, yang telah mengukir sejarah di setiap ingatan orang-orang yang pernah berkunjung ke kota Gudeg ini.


Senin, 09 November 2015

Donat

Aku dan Temenku Desy semalem abis jajan jajan memanjakan lidah di Pusat perbelanjaan terkenal di Solo (SGM) Solo Grand Mall. Berhubung aku kepingin makan donat langkah kakiku pun tertuju di salah satu kedai donat yang dekorasi stand nya cukup menarik.

Temenku si Desy pun juga setuju maklum dia juga jago kalau jajan, aku pun mengambil beberapa kue donat hampir semua yang ada saya ambil hehehee (Rakus yaah)








Banyak mitos tentang asal usul donat dan saya belum tau mana yang benar.
Ada yang bilang donat berbentuk cincin diciptakan oleh kapten kapal bernama Hanson Gregory asal Denmark. Diceritakan dulu sang kapten sering dilanda badai dan mengharuskan dia untuk menggunakan kedua tangannya untuk menyetir. Sambil memakan kue gorengan, sesekali dia menusukkan kue nya ke roda kemudi kapal hingga berlubang.

Ada juga cerita bahwa dulu ada seseorang yang sedang menggoreng kue, namun kuenya lama matangnya. Hingga akhirnya dia menusuk kue nya hingga berlubang dan matang lebih cepat.

Ada juga teori mengatakan kalau donat dibawa ke Amerika utara oleh imigran dari Belanda yang juga mempopulerkan hidangan penutup lain seperti cream pie dan cobbler.

Itulah berbagai cerita asal usul donat berlubang. Terserah deh kamu mau percaya yang mana. yang penting tinggal makan aja tu donat ya nggak ? :) Semoga artikel ini bermanfaat. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan atau kamu sudah tau sebelumnya..

Selasa, 03 November 2015

TOKO MODIS SOLO

Bicara mengenai belanja sepertinya memang tidak akan ada habisnya. Berbagai macam tren baru menjadi daya tarik utama bagi para pencinta fashion. Kepopuleran Korean Populer (K-Pop) juga membawa tren baru khas selebritis Negeri Ginseng yang banyak diburu remaja. Di Solo terdapat beberapa toko yang menyediakan berbagai pakaian ala para bintang Korea Selayan yang dapat membuat Anda modis bak bintang K-Pop.

Toko Modis yang beralamat di Jl. Letjen S. Parman No. 99, Solo. menjadi salah satu toko yang patut Anda kunjungi jika menghendaki busana macam itu. Berada di kawasan Komplek Pasar Legi ini menyediakan berbagai jenis pakaian, celana laki-laki, perlengkapan dan mainan bayi, serta aneka pakaian anak-anak.

“Baju yang dijual di sini banyak jenisnya, ada kemeja, kaus, aneka blouse, dress, dan gamis Bicara soal harga, Deni mengungkapkan, harga yang dipatok mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Berbagai jenis merek ternama yang biasa tersedia di departement store jejaring nasional yang membuka juga toko di Kota Bengawan juga ditawarkan di Toko Avalon, sebutlah misalnya Cardinal, Ako, Gabriel, Osella, Lois, dan Emba.
Diskon hingga 90%
Jangan khawatir dengan harga yang ditawarkan, Toko Avalon memberikan potongan harga yang menggiurkan bagi pembeli. Hampir setiap bulan, Avalon memberi tawaran diskon kepada para pengunjung dan pelanggannya mulai 40% hingga 90%.

Jika tak puas dengan pilihan baju di Toko Avalon, Anda juga dapat mengunjungi Metta, salah satu gerai baju di Solo Grand Mall. Di gerai tersebut, pencinta K-Pop akan dimanjakan dengan berbagai pilihan baju modis khas selebritis Korea Selatan.
Toko ini menawarkan berbagai jenis pakaian untuk segala usia, termasuk baju modern ala bintang Korea Selatan. Harganya pun bervariasi tergantung model dan bahan yang dinginkan. Tak hanya menjual berbagai model baju, Toko Modis juga menyediakan sepatu dan tas.

Dulu pacar saya juga mantan pegawai Modis menjabat sebagai SPG dan ada kalanya saat saya dan pacar saya mau membeli sepatu kami pun sepakat untuk membeli di Modis sekalian temu kangen ma temen temen seperjuangan dulu.

Eeee malah ngobrol ngobrol lama dehh haddeewww dasar wanita malah ni yg lebih parah momen itu pun dipakai untuk berfoto – foto ria heheheheheee







Pink

Pada malam itu aku dan pacarku berencana mau membelikan kado untuk keponakannya inginnya sih membelikan sepatu, gue masuk di mall tempat pacar gue bekerja di PARAGON. Martanti bekerja di Centro sebagai SPG, sudah hampir 2 tahun ini Martanti bekerja disana

Kami pun berputar putar mencari sepatu yang cocok untuk si Fathan keponakan Martanti yang mau menginjak 1 tahun. Disana pun Martanti di keroyok temen temennya haddewwww nona nona rempong daach
eee malah pada ngajakin foto foto hmmm. Mengambil latar di kios accesoris semua serba bewarna pink ada boneka tas dan bermacam mainan haddeewwww mau liat fotoku dan Martanti alay alay,an